Sepuluh tahun lalu, belum terbayangkan semua orang menggenggam smartphone dan terkoneksi dengan jaringan internet tanpa putus. Generasi tahun 90’an dan 2000an awal pasti mengalami fase analog dan susahnya terkoneksi dengan internet. Tapi sekarang revolusi teknologi informasi serta perangkat pendukungnya memungkinan semua orang langsung terhubung dengan hampir seluruh orang di muka bumi ini.
Berbagai perkembangan teknologi dan smartphone menumbuhkan kultur teknologi dan pola interaksi yang jauh berbeda decade lalu. Tak terkecuali perkembangan realitas tambahan atau akrab disebut augmented reality(AR). Tak hanya terkoneksi, orang melalui AR bisa menghadirkan kenyataan baru pada realitas yang sudah ada menggunakan smartphone.
Tanggap fenomena ini, Kolektif Hysteria dan British Council menerima seniman residensi dari Birmingham, Inggris. Adalah Liam Symth, seorang animator dan jagoan ilustrasi yang dalam beberapa tahun terakhir ini ngulik AR untuk penciptaan karya seni. Didukung tim riset Hysteria, Liam tinggal di Semarang selama sebulan untuk membuat AR yang diaplikasikan di sebagian kampung Purwodinatan.
Peserta kursus Clore Emerging Leaders, salah satu event bergengsi di Inggris, ini akan mengolah data bersama Hysteria tentang sejarah kampung, vernacular heritage, peta kerajinan, heritage, dan juga hasil artwork di kampung menjadi tur wisata berbasis AR.
Prototipe tour ini akan diselenggarakan
Minggu, 17 September 2017 pk 09.00-12.00
rute dari Kampung Malang – Kampung Petemesan – Klenteng Tay Kak Sie – Makam Mbak Salman Syakib – Kampung Bustaman – dan susur Jalan MT Haryono kembali ke Kampung Malang.
Showcase dan Pekakota Forum 30: Seni, Teknologi, dan masyarakat yang aktif
Senin, 18 Sept 2017
19.30- kelar
di Grobak Art Kos Temporary Space
Jalan Stonen 19, Bendanngisor, Gajahmungkur, Semarang
@idbritisharts #UKINDONESIA #UKIDresidency17 #pekaSMG #urbanismeWarga #semarang #Urban #infoHysteria #AugmentedRealityTour #residensi #Purwodinatan #acaraSemarang #eventSemarang