Forum, Pameran

Buah Tangan #29 Kolektif Hysteria: Romansa dan Harta Karun di Balik 65 ‘Rupa Muka Pecinan Semarang’ Karya Yehezkiel Cyndo

 

Yehezkiel Cyndo melakukan Exhibition Tour dalam pembukaan Pameran 'Rupa Muka Pecinan Semarang' program Buah Tangan #29 Kolektif Hysteria.

Yehezkiel Cyndo melakukan Exhibition Tour pembukaan Pameran “Rupa Muka Pecinan Semarang” dalam program Buah Tangan #29 yang diinisiasi oleh Kolektif Hysteria.

Hysteria – Total 65 ilustrasi visual facade Pecinan, Semarang karya Yehezkiel Cyndo, dipamerkan di Grobak Art Kost l Hysteria, Jl. Stonen No.29, Bendan Ngisor, Gajahmungkur, Semarang, sejak 18 November 2023.

Enam puluh lima sketsa facade Pecinan Semarang karya Yehezkiel Cyndo tersebut, dipajang dalam format print out kartu pos, pada program Buah Tangan #29 yang diinisiasi oleh Kolektif Hysteria.

Dikatakan Yehezkiel Cyndo bahwa ilustrasi sketsa 65 facade Pecinan, Semarang merupakan project-nya bersama Heritage & Sketch, yang kemudian dihadirkan dalam Buah Tangan #29.

“Di mulai dari 1 September 2023, pesertanya ada 61 orang dan menggambar ilustrasi bertema “Heritage” yang ada di kota atau daerah masing-masing. Nanti bulan Desember print out kartu pos yang asli dikirim ke Jakarta untuk dibagikan ke seluruh peserta,” kata Yehezkiel Cyndo, pada pembukaan pameran, Sabtu (18/11/2023).

Enam puluh lima print out kartu pos "Rupa Muka Pecinan Semarang" karya Yehezkiel Cyndo.

Penampakan 65 print out kartu pos “Rupa Muka Pecinan Semarang” karya Yehezkiel Cyndo.

Barulah ketika digaet oleh Kolektif Hysteria dalam program Buah Tangan, Yehezkiel Cyndo mengubah tema karyanya menjadi “Rupa Muka Pecinan Semarang”.

Tak hanya mengubah tema, Cyndo pun menambah jumlah ilustrasi menjadi 65 lembar print out kartu pos, bergambar facade Pecinan Semarang.

Ke-65 ilustrasi itu ia aplikasikan di atas kertas khusus kartu pos untuk cat air dan pensil warna serta cat air.

Ia juga menggambar mural tiga facade Pecinan di tembok galeri Grobak Art Kost. Yakni bangunan di Jl. Pekojan No.83, Gang Tengah No.89 dan bangunan di Jl. Wotgandul Timur No.20.

Bak jatuh cinta pada pandangan pertama, Cyndo mengatakan bahwa komplek Pecinan Semarang, mencuri perhatiannya semenjak pertama kali berkunjung.

Hal ini disebabkan bahwa dirinya adalah warga keturunan yang merasa memiliki ikatan emosional dengan komplek Pecinan. Bahkan sesi pre-wedding-nya dengan si istri pun diambil di lokasi itu.

Dari sana, Cyndo memilih komplek Pecinan Semarang sebagai objek yang ia pilih untuk divisualisasikan menjadi ilustrasi kartu pos.

Para pengunjung bersama Yehezkiel Cyndo saat sesi exhibition tour.

Yehezkiel Cyndo memandu exhibition tour para pengunjung pameran “Rupa Muka Pecinan Semarang.”

Perupa asli Yogyakarta yang baru tinggal di Kota Semarang sejak 2021 tersebut menyebut jika dirinya seolah menemukan harta karun di Pecinan.

“Sebagai warga Tionghoa asli Jogja, saya melihat Pecinan Semarang seperti harta kartun. Kultur Pecinan itu unik, waktu pertama kali melihat langsung ke sana, saya merasa pulang. Saya pre-wed dengan istri itu di Pecinan, karena menyimpan cerita,” beber Yehezkiel Cyndo.

Kultur, budaya, sejarah dan unsur unik lain yang melekat pada facade Pecinan Semarang, dikatakan Cyndo bisa menjadi daya tarik pariwisata seperti yang ada di beberapa negara Asean lain.

Sejurus dengan hal itu, Kolektif Hysteria sebagai inisiator program Buah Tangan yang telah mengkurasi karya Cyndo untuk ditampilkan pada edisi #29 ini pun memiliki pandangan yang sama.

Ragil selaku ketua acara sekaligus perwakilan dari Kolektif Hysteria, menyebut jika karya-karya Cyndo yang mengambil objek facade Pecinan Semarang senada dengan salah satu fokus Hysteria selama ini. Yakni konsen atas isu-isu kota, khususnya Semarang.

Ragil, ketua acara sekaligus perwakilan dari Kolektif Hysteria.

Ragil. ketua acara dan perwakilan dari Kolektif Hysteria saat pembukaan Pameran “Rupa Muka Pecinan Semarang”.

“Di samping dia (karya Yehezkiel Cyndo) berbicara tentang masyarakat Tionghoa dan sejarahnya, lewat visual bangunan tempat tinggal dan tempat berdagang, kita bisa melihat kekayaan keragaman masyarakat yang ada di Semarang,” kata Ragil.

“Dan sebagaimana seperti yang diinformasikan oleh Mas Cyndo sebagai seniman, tidak banyak yang melakukan hal ini. Walaupun ada yang kemudian melakukan dokumentasi visual berupa facade, dia tidak ada sekaya seperti yang dilakukan oleh Mas Cyndo kali ini,” lanjutnya.

Menurut Ragil, arsip dan dokumentasi sejarah isu kota merupakan hal yang krusial. Sehingga, ia berharap pameran kali ini menjadi pemantik awal kerja-kerja seni sejenis yang bisa dilakukan oleh para seniman lain.

Persis seperti tujuan dihelatnya program Buah Tangan, yakni memberikan oleh-oleh berupa informasi, pengetahuan, dan inspirasi dari sosok-sosok yang mendapatkan pengalaman menarik tentang dunia seni dan kreativitas.

Salah satu pengunjung Pameran 'Rupa Muka Pecinan Semarang'

Pengunjung melihat satu per satu karya print out kartu pos Pameran “Rupa Muka Pecinan Semarang”.

Dipamerkannya 65 facade Pecinan Semarang, tak hanya berbicara tentang keindahannya saja. Akan tetapi berkaitan dengan pencatatan atau dokumentasi isu kota melalui ilustrasi visual.

“Dokumentasi-dokumentasi itu penting dan kami sangat berharap bisa menginspirasi seniman-seniman, yang kemudian melakukan kerja-kerja mendokumentasikan bagian dari kota,” ujar Ragil.

“Itu kami rasa sangat penting, karena kota itu tumbuh dan berkembang. Saat terjadi satu dua hal perubahan maka bangunan, maupun tradisi atau sejarah masa lalu sangat mungkin untuk ditinggalkan,” sambungnya.

Pameran “Rupa Muka Pecinan Semarang” dibuka oleh Yehezkiel Cyndo dan Ragil sekitar pukul 16.30 WIB di Grobak Art Kos, dilanjutkan dengan penampilan Live Accoustic dari Wadah Musik Sastra (WMS), FIB, Undip.

Pameran 'Rupa Muka Pecinan Semarang' karya Yehezkiel Cyndo di Grobak Art Kos

Penampakan Pameran “Rupa Muka Pecinan Semarang” karya Yehezkiel Cyndo.

Pameran digelar selama 13 hari, yaitu sampai pada sesi Artist Talk dihelat pada tanggal 30 November 2023, mendatang.

Perlu diketahui, acara Buah Tangan #29 kali ini cukup berbeda. Selain masuk dalam rangkaian menuju 20 tahun Kolektif Hysteria dan termasuk ke dalam Event Strategis Kemendikbudristek, showcase atau pameran karya digelar secara terpisah dari temu wicara atau Artist Talk bersama si seniman.

Artist Talk nantinya tak hanya membedah lebih lanjut dari proses kreatif dan karya 65 “Rupa Muka Pecinan Semarang” Yehezkiel Cyndo, namun juga sebagai agenda penutupan pameran.*

You Might Also Like

Tinggalkan Balasan