Festival

Ngarak Tirta

Peringati hari air sedunia, warga Bukit Jatiwayang mengarak air dari tujuh sumber air yang dulu dipercaya untuk memenuhi kebutuhan warga dalam kehidupan (masak, mandi, dst). Bertajuk Ngarak Tirta, rencananya kegiatan itu menjadi pembuka Festival Bukit Jatiwayang yang sedianya dilakukan September mendatang.
Waris Sutriono (43) warga Srinindito Timur 2 RT 06 / 03 Ngemplak Simongan sekaligus ketua panitia mengatakan dalam siaran persnya tujuan diadakannya acara ini untuk mengguyubkan warga. Dulunya warga kampung saling kenal dan akrab satu sama lain namun karena perubahan gaya hidup tak semua warga saling kenal dan peduli. Acaranya sendiri akan dilaksanakan pada Minggu, 20 Maret 2022 dari pukul 15.30 hingga selesai.
“Ini juga menjadi acara pembuka festival tahunan kami bersama Kolektif Hysteria yang dirintis sejak 2018 namun sejak pandemi dua tahun berturut-turut absen,” ujarnya. Waris percaya festival adalah sarana paling manjur untuk merekatkan kembali antar warga, berfungsi sebagai lem sosial.
Dalam kegiatan ini ada 3 gunungan yang akan diarak warga bersama 9 kendi berisi air dari 9 sumber yang berbeda.
“Air itu diambil dari 7 sumur yang kami kenal dari sejak masa lalu, ada di Manyaran sumur pak kodri, RW 1 berupa sumur umum, RW II milik pak royo, sumur ban, saikem (3), RW III sumur kepunyaan mbah sueb dan tentrem (2), dan satu sumur artetis punya pak ali, serta satu sumber dari PDAM,” lanjut Waris.
Sumur-sumur itu dulunya menjadi penghubung interaksi warga dan sekarang semua sumur itu menggunakan teknologi pompa air.
Untuk informasi lebih lanjut Pak Waris bisa dihubungi +62895343168282

RUNDOWN NGARAK TIRTA

  1. pengambilan air dari tujuh sumur/sumber yg dulu pernah untuk penghidupan (mandi, masak dst) warga Jatiwayang
  2. Ngarak tirta dalam wadah kendi dari tujuh sumber mata air dan gunungan
  3. Serah terima air dari warga ke pak RW dan doa keselamatan
  4. Pembukaan pra festival oleh Bapak Camat / Lurah
  5. Pesta rebutan gunungan

Acara dimulai dari pukul 15.30 hingga selesai dipimpin para sesepuh berbaju adat

You Might Also Like

Tinggalkan Balasan