Ngobras, Program, Uncategorized

Safari Memori #1: Wes Anderson Antarkan Sensasi Masa Lalu hingga Fantasi Kehidupan Sehari-hari

Hysteria – Wes Anderson hadir dalam Safari Memori #1, Kolektif Hysteria. Melalui salah satu filmnya yang berjudul ‘Fantastic Mr. Fox’, Wes Anderson berhasil mengantarkan sensasi masa lalu General Manajer Kolektif Hysteria, Kesit Agung Wijanarko. Safari Memori adalah salah satu program uji coba yang mencoba digagas oleh Purna Cipta Nugraha di Kolektif Hysteria, melalui berbagai medium.

Read More...

Forum, Ngobras, Uncategorized

COLLACTIVE: Collatalk ‘The Art of Creative Hustle’

Hysteria – Apakah potensi saja sudah cukup untuk mengembangkan bisnis kreatif? Diperlukan strategi dan sudut pandang baru yang tepat untuk dapat bersaing dengan bisnis-bisnis kreatif lainya. Apa saja? Mari kita bahas lebih dalam bersama talenta-talenta muda Semarang yang bukan hanya mempunyai potensi tapi berani untuk mengambil aksi. Jangan sampai terlewat ya! 📅Jum’at, 24 November 2023

Read More...

Art Lab, Ngobras

Ngobrol Seni 3

Hysteria – Tema kali ini kita akan belajar pengaruh seni visual terhadap dunia ni gaess. Panteng, centang tanggalnya dan silakan datang, Gratis kok!.Film ini terdiri atas 6 seri, ini bagian pertama, so jangan sampai ketinggalan yaaah How Are Made the World adalah sebuah film produksi BBC terdiri atas 5 seri. Kelimanya bercerita mengenai dampak seni

Read More...

Art Lab, Ngobras

Ngobrol Seni 1

Hysteria – Mengambil pidato kebudayaan Hilmar Farid yang berjudul ‘Arus Balik Kebudayaan’. Esai yang ditulis secara lugas oleh Hilmar menceritakan tentang bagaimana kemunduran kebudayaan nusantara sejatinya terjadi karena kita sudah tidak bersentuhan lagi dengan laut. Dalam Arus Balik karya Pramoedya Ananta Toer pergeseran orientasi kebudayaan maritim ke agraris ini dimulai sejak mundurnya kerajaan Majapahit dan

Read More...

Art Lab, Ngobras

Ngobrol Seni 2

Dalam ‘Seni dan Civil Society’ Ignas Kleden mencoba mengurai hubungan antara fungsi seni dan masyarakat. Esai yang termaktub dalam kompilasi pidato kebudayaan Dewan Kesenian Jakarta ‘Imajinasi Kebudayaan’ ini tak memberikan jawaban pasti. Ignas hanya menunjukkan kemungkinan-kemungkinan yang bisa tercipta namun mengembalikan pada pembaca untuk mencari sendiri relasi konkretnya.

Read More...