Malik Ros, seorang rapper dan produser musik asal Semarang yang dikenal dengan sentuhan jazz dan funk, telah merilis album baru berjudul “Menikah” baru-baru ini. Dengan perpaduan gaya musik yang unik, Malik Ros menulis sendiri semua lagu dalam perjalanan proses musikalnya. Baginya, menulis lagu adalah proses yang menantang sekaligus menyenangkan karena ia menemukan kanal yang tepat untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif sambil menekuni kata-kata yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam setiap musiknya. Bagi Malik Ros, musik adalah juga media.
Unless: Menghidupkan Kembali Hari Ini Dengan Semangat Emo Lewat Rilisan “Blessed by Silence, Kissed by Fear”
Keberanian Unless, sebuah unit musik beranggotakan enam orang, untuk memilih jalur bermusik daripada menjadi sekadar penggemar musik emo nostalgia patut diacungi jempol. Di tengah meledaknya popularitas musik “poni lempar” seperti Saosin, The Devil Wears Prada, Alesana, dan sejenisnya, Unless memilih jalan musiknya dalam era yang seolah, kebanyakan penikmat musik, hanya menganggap genre mereka sebagai kenangan atau hiburan semata.
FEMM CHEM: Menghadirkan Kesantunan Funky dalam Single Terbaru “CheapTalks”
Lewat alunan musik santai berbalut nuansa funky yang mengajak kita untuk berdansa, FEMM CHEM mencoba mengungkapkan rumitnya kehidupan bersosial masa kini. Meski tidak ada solusi, kondisi ini akan selalu ada, kapan pun, di mana pun, dan dengan siapa pun kita berada. Oleh karena itu, FEMM CHEM mengajak pendengar untuk bersenang-senang dan mengabaikan hal-hal yang tak bisa kita kendalikan.
Mandoors: Mengulik Eksplorasi Neo-Psychedelia dalam Album Debut “SONE”
“SONE” menjadi cara bagi anggota Mandoors untuk memasuki alam bawah sadar mereka dan menjelajahi imajinasi dunia yang utopis. “Seluruh lagu dalam album debut ini sebenarnya merupakan mekanisme penyesuaian diri bagi kami yang saling menjelajah dan mengenal diri sendiri,”
Léegi The Band: Menyajikan Nuansa Pop Dreamy dengan Sentuhan Jazz dalam Single “Relief”
Léegi The Band berharap bahwa judul “Relief” tidak hanya menjadi satu kata bermakna kosong, melainkan juga memberikan perasaan lega dan harapan bagi pendengarnya, apa pun kondisinya. Lagu ini menjadi perwakilan dari begitu kompleksnya perjalanan penggarapan single ini di tengah penuh hiruk-pikuk dunia kesibukan masing-masing personil Léegi The Band. Harapannya, setelah mendengar lagu ini, tiap apresiator bisa menangkap makna mendalam dari lirik yang tertuang dalam “Relief” yang awalnya adalah coretan ‘surat’ dari Refal Afif untuk salah satu orang terdekatnya. Setiap kata dalam lirik lagu ini menghadirkan pertanyaan dan refleksi kepada diri sendiri.