Sastra lisan merupakan sebuah produk sastra yang cara penyebarannya melalui lisan atau dari mulut ke mulut. Biasanya, sastra lisan berbentuk cerita rakyat dan lagu daerah. Menggali sejarah situs pada suatu daerah dapat dieksplor melalui sastra lisan yang beredar di masyarakat sekitar. Data yang sudah terkumpul, dapat dianalisis untuk dibuat cerita dalam bentuk teks. Sehingga, potensi sejarah dan kebudayaan dapat diarsipkan.
Pengarsipan potensi sejarah masih menjadi kendala dalam proses pencatatan cerita sejarah karena masih sedikit masyarakat yang sadar akan pentingnya mencatat dan menceritakan ulang sejarah. Hal ini menjadi unik karena setiap daerah atau situs memiliki versi cerita yang berbeda dan asik untuk ditinjau lebih lanjut.
Penggalian situs sejarah yang berada di Desa Grogol melalui sastra lisan menjadi program kerja yang dirasa paling signifikan dibutuhkan oleh desa karena sedikit masyarakat Desa Grogol yang mengetahui kesejarahan desanya. Anita Dewi, selaku mahasiswa KKN tim II Undip yang melaksanakan program tersebut berpendapat bahwa hal ini disayangkan karena sikap tidak peduli masyarakat terhadap potensi dalam bidang kebudayaan yang dimiliki oleh desanya.
“Kesejarahan suatu desa apabila dapat dieksplor, dijaga, dan diteruskan ke generasi selanjutnya dapat menjadi potensi desa yang luar biasa karena ini merupakan peninggalan dari para leluhur,” ujar Anita Dewi.
Merespon isu yang sekarang terjadi di Desa Grogol, Anita berusaha membangkitkan semangat menjaga sejarah dan kebudaya bagi masyarakat sekitar dengan mengenalkan potensi kebudayaan pada situs sejarah desa. Respon ini diwujudkan dalam bentuk Buku Sejarah Situs di Desa Grogol yang berisikan cerita rakyat mengenai beberapa wilayah desa.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Kolektif Hysteria Semarang sebagai media partner dalam pempublikasiannya.