Agina Mainga
Agina Mainga Nemo Maonga sepenggal Tutura (pesan) dalam bahasa kaili dari leluhur yang berarti Lebih Baik Mengingat Daripada Tenggelam. Barangkali dari pengalaman bencana yang berulang di Sulawesi Tengah, membuat ragam penciptaan pengetahuan dan kebudayaan mengakar dari peristiwa-peristiwa bencana di masa lampau. Agina Mainga merupakan bagian dari proyek residensi dan presentasi temuan dari rangkaian program residensi Lumbung Indonesia, Forum Sudut Pandang menjadi pengampu sekaligus fasilitator dalam pengembangan gagasan dan proses riset 3 orang seniman diantaranya; Pujo Nugroho dari Kolektif Hysteria (Semarang), Aldo Fernandez dari Komunitas Kahe dan Dian Anggriani Putri dari Forum Sudut Pandang (Palu). Rangkaian pameran dan presentasi dari proyek ini, telah berlangsung sejak tanggal 28 hingga 31 Januari di beberapa titik terdampak bencana, Kota Palu dan Kabupaten Sigi.Aldo Fernandez menciptakan ingatan visual terhadap kawasan di zona rawan bencana melalui mural di beberapa dinding-dinding kota, Pujo Nugroho merakit peta zona rawan bencana menggunakan instalasi permainan bongkah plastik yang direpresentasikan sebagai permainan terhadap mimpi menginstalasi kawasan permukiman, Dian Anggriani Putri melakukan studi gerak terhadap ingatan pengalaman tubuhnya sebagai penyintas gempa bumi. Akumulasi dari proyek Agina Mainga akan dipresentasikan dalam diskusi terbuka pada tanggal 31 Januari 2022 bisa di Sub Plaza Indonesia, Jl. Samratulangi No. 55