Festival

Pasar Ramadhan Sekararum Didatangi Wagub

Pasar Ramadhan Rembang

Memasuki tahun ke 4 Pasar Ramadhan yang diselenggarakan oleh SKRM Squad di Dusun Sekararum, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang panitia mendapatkan kejutan dengan rencana kunjungan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin hari ini (13/4).

Ketua Panitia Nopfi Eldinanto (24) mengatakan pasar kali ini cukup istimewa dengan memanfaatkan aksesori lokal. Jika tadinya di tahun-tahun sebelumnya stand terbuat dari bambu, untuk tahun ini materil kayu bekas dan penampang penjemur tembakau diutamakan. “Di sini banyak yang petani tembakau, atap stand kami gunakan materi yang ada yang penting tidak kena hujan dan tetap artistik,” katanya pada media. Ini juga membedakan kelatahanan pasar-pasar ramadhan lain yang didominasi materi bambu, Nopfi memastikan pasarnya harus beda dari yang lain. Material panggung juga menggunakan bekas alat membajak padi, sekat dinding kayu, dan genteng-genteng tidak terpakai. “Kebetulan lokasinya adalah bekas rumah warga yang pindah dan kami manfaatkan betul sisa bahan bangunan tak terpakai untuk bahan artistik.

Menurut pengakuan Nopfi, Pasar Ramadhan ini juga bagian dari inovasi anak anak muda Sekararum yang sebelumnya mulai aktif sejak tahun 2018. Bermula dari aktivitas menonton dangdut dan mengundang grup dangdutan pelan-pelan remaja-remaja ini bertransformasi menjadi penggerak kampung. “Kami disatukan oleh grup wasap yang tadinya hanya berbagi kabar acara-acara dangdutan di desa-desa sekitar, biasanya kami pergi untuk nonton bareng,” tambahnya.

Hal ini dibenarkan oleh Ketua Karang Taruna setempat, Ahdiat Galih yang menambahkan kegiatan yang tadinya terkesan enteng dan sepele telah menjadi lem sosial di antara remaja dan ketika muncul ide-ide baru berkat persinggungan dengan Kolektif Hysteria dan jaringannya para pemuda mudah merespons, Pasar Ramadhan salah satunya.

Galih masih ingat gagasan membuat pasar di kampung telah mengemuka sejak tahun 1990an oleh bapak-bapak dan perangkat desa, namun hingga direalisasikan anak muda ide ini tak pernah mewujud. “Bisa dikatakan ini satu tonggak bagi kami karena telah melakukan apa yang dulu tak bisa dilakukan oleh bapak ibu kami di masa lalu,” ujarnya.

Para pedagangnya sendiri mayoritas dari pelaku UMKM kampung maupun para pemilik toko kelontong atau pedagang dadakan. Omzetnya dinyatakan Galih sehari bisa sampai Rp 1 juta rupiah dan pasar berlangsung sepanjang bulan ramadhan.

Salah satu pengunjung, Nurul Almira (35) warga Ds. Logede kec. Sumber kab. Rembang yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Sekararum, mengaku terkesan dengan adanya pasar ini dan bisa memotivasi desa lain. “Saya sengaja mencari takjil di sini dan juga melihat tontontan karena biasanya ada acara-acara tertentu di akhir pekan,” katanya.

Sementara itu kedatangan wagub juga diakui memberikan semangat sendiri dari para panitia untuk lebih giat lagi mengembangkan potensi perekonomian desa.

You Might Also Like

Tinggalkan Balasan