KEBUDAYAAN DI ERA TEKNOLOGI PERASAAN
Link pembelian buku: https://linktr.ee/posebelumhancurlebur
Seperti apakah dunia ketika sastra, seni, dan aktivitas pemikiran digantikan oleh teknologi? Hari-hari ini teknologi artificial intelligence (AI) telah mampu menghasilkan berbagai jenis produk budaya, mulai dari puisi, novel, lukisan, hingga makalah filsafat. Bukan tidak mungkin di dunia masa depan teknologi akan berkembang lebih pesat lagi dan membuat berbagai sensasi keindahan dan kebahagiaan yang ingin kita capai lewat laku bersastra, berkesenian, dan berfilsafat, akan bisa dihasilkan secara instan. Bayangkan dunia ketika semua sensasi perasaan yang paling mendalam sekali pun dapat distimulasi lewat intervensi elektro-kimiawi. Dalam dunia semacam itu, apa makna berkebudayaan? Buat apa orang menulis novel jika kebahagiaan yang dihasilkan lewat aktivitas membaca novel dapat direproduksi secara kimiawi melalui suplemen obat-obatan? Buat apa bersusah payah menemukan kebenaran jika sensasi menemukan kebenaran yang paling sublim sudah bisa dirangsang lewat teknologi? Singkatnya, untuk apa bekerja dengan perantara (medium) jika hal yang mau dicari lewat perantara itu bisa dialami secara langsung? Novel terbaru saya, “Sebelum Hancur Lebur” (terbitan Penerbit Banana), mengupas aneka persoalan itu dalam bingkai cerita seorang penyair yang mendapat penglihatan gaib tentang dunia masa depan, dunia setelah hari kiamat. Simak cuplikan pembahasannya dalam video ini.
#bukubanana #sebelumhancurlebur #martinsuryajaya
https://youtu.be/Vncnbw0XfNk?si=81KKXFPKaS6zpt_K
FWPJT dan Kolektif Hysteria persembahkan
Pesantren Sastra 02
Sebelum Hancur Lebur bersama Gus Martin Suryajaya
Pembahas
Beno Siang Pamungkas
Gunawan Budi Susanto
Moderator
Salahadin Mbuh
Jumat, 24 Mei 2024
19.30- 22.00
Grobak Art Kos | Hysteria
Jalan Stonen 29
Bendanngisor, Semarang